Kunjungan Survey Savemillions Selasa 3 Mei 2016 ke Yayasan Pelita Hafitz
Kunjungan Survey Savemillions Selasa 3 Mei 2016 ke Yayasan Pelita Hafitz
Foto 1: Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus Yayasan Pelita Hafitz
Kunjungan Savemillions diterima oleh ibu. Siti Hafzah Hamid yang adalah seorang guru untuk anak-anak berkebutuhan khusus di Sekolah Berkebutuhan Khusus Yayasan Pelita Hafitz. Lokasi tepatnya adalah di Jl. Kotabaru I No. 4 Bandung, tidak jauh dari patung ikan Jl. BKR.
Yayasan Pelita Hafitz berawal dari panggilan seorang bapak untuk melayani cucu tercintanya sendiri yaitu Almarhum haji Didi. Sekarang ini Yayasan dipimpin oleh ibu. Hajah Hani, isteri dari almarhum dan sebagai suatu organisasi kepengurusan di dalamnya masih dari kalangan keluarga Alm. Bpk. Hj. Didi. Berdirinya Yayasan bertepatan dengan berdirinya sekolah ini.
Foto 2: Seorang Anak Tuna Rungu Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus Yayasan Pelita Hafitz.
Foto 3: Ibu. Siti Hafzah Hamid berfoto bersama cucu pendiri Yayasan pelita Hafitz.
Sebagai seorang guru untuk anak-anak spesial tersebut bagi Ibu. Siti, dilema bukan hanya ada ada anak-anak tersebut, tapi juga pada orang tua mereka, apakah menerima atau tidak keadaan spesial dari anak-anaknya. Sebagai guru ibu Siti yang harus memberikan pencerahan, menurutnya: Jumlah siswa keseluruhan ada 20 orang. Anak autis ada kurang lebih 10 orang, tuna daksa 2 orang Down Sindrome 5 orang, tuna grahita 1 orang (IQ-nya di bawah rata-rata) berumur 13 tahun karena terlambat masuk sekolah maka sekarang baru kelas 4 SD, 1 orang anak tuna ganda dan selebihnya tuna daksa.
Satu guru di Sekolah Anak Berkebutuhan Khusus memegang sekurang-kurangnya 4-5 siswa. Tapi ada juga satu guru yang khusus memegang satu orang anak berkebutuhan khusus, ini karena keterbatasan tenaga guru dan juga karena kebutuhan dari ABK tersebut menuntut perhatian lebih yang sungguh-sungguh serta khusus untuk dirinya dari sang guru. Dalam diri atau fisik ABK tersebut memiliki lebih dari satu kecacatan, yaitu: Tuna ganda: Ada tuna daksanya, down sindrome sehingga perhatian khusus itu sangat dibutuhkan olehnya.
Foto 4: Seorang anak yang tuna ganda, anak ini belum bisa menggemgam dengan baik.
Foto 5: Seorang anak autis, anak ini sangat aktif dan cepat akrab meskipun baru bertemu.
Selain benbincang-bincang dengan ibu. Siti Hafzah Hamid, Savemillions juga sempat mendengarkan cerita dari seorang nenek yang setiap hari mengantarkan kedua cucunya ke sekolah. Beliau tinggal di daerah Jamika. Kedua cucunya adalah anak-anak autis (Pasif dan aktif). Menurut beliau apapun keadaannya anak-anak adalah titipan Allah kepada orang tua dan nantinya akan dituntut pertanggung jawabannya. Ayah dan ibu dari cucu-cucunya bekerja dari pagi sampai malam, sehingga tidak memiliki waktu untuk antar jemput, dengan demikian tugas itu diserahkan kepadanya. Pada saat malam anak-anak baru bisa bertemu dengan orangtuanya, begitu setiap hari. Nenek ini sangat sayang pada cucu-cucunya, demikian juga mereka. Hal tersebut terlihat pada hormat dan penurutnya mereka pada perkataannya.
Sekitar pukul 14.00 Savemillions mohon diri kepada Ibu. Siti Hafzah Hamid untuk melanjutkan perjalanan. Demikian hasil survey kunjungan Savemillions. – (Savemillions)