Yayasan Sinar Fajar Indonesia Rumah Pengharapan
Pada hari Selasa, 3 Februari 2015 Tim SaveMillions berkesempatan mengunjungi Yayasan Sinar Fajar Indonesia Rumah Pengharapan di Jl. Jayagiri 1 no 2 Lembang. Kunjungan kami ini bersamaan dengan seorang misioner dari Jepang yang di kenal dengan nama Aunty Kathy yang berkunjung ke Bandung.
Kami tiba di lokasi dan disambut oleh Ibu Susan, pimpinan Rumah Pengharapan dan setelah memberikan sedikit persembahan kami berfoto bersama.
Kedatangan kami disambut oleh anak-anak batita yang belum bersekolah dan para staff yang mengasuh anak-anak. Anak-anak begitu senang dengan kedatangan kami dengan memberi salam dan bercakap-cakap serta ingin digendong utk difoto.
Kami juga mendapatkan bbrp bayi yang terlihat bersama ibu mereka berada dalam sebuah kamar khusus untuk bayi. Usia bayi berkisar 2-6 bulan dengan usia ibu yang masih tergolong muda salah satunya dari seorang ibu berumur 14 tahun asal luar pulau. Sempat hati kami terkejut mendengarnya.
Mereka ini diterima baik oleh Ibu Susan yang berhati mulia dengan membuka tangannya untuk menampung mereka. Selain anak yang belum bersekolahan kami melihat beberapa anak yang datang satu per satu dengan memakai seragam sekolah. Dari cara mereka memberi salam kepada kami dan dengan rapihnya mereka membuka sepatu, kaos kaki, mencuci tangan serta bercerita kepada Ibu Susan yang mereka panggil “mami “, kami melihat betapa mereka diajarkan kedisiplinan dan mendapat kasih sayang seorang ibu yaitu Ibu Susan.
Kami mulai menjelaskan kedatangan kami dari SaveMillions sebagai Yayasan yang akan membantu para donatur untuk menyalurkan donasinya kepada yayasan yang membutuhkan dan yang telah disurvey keberadaannya.
Ibu Susan sangat senang dengan program kami dan sangat bersyukur sekali mengingat pengalaman Ibu Susan yang tidak mendapat bantuan dari departemen sosial, dimana ada penolakan, janji yang tak kunjung terealisasi.
Rumah Pengharapan ini berdiri sejak 12 tahun yang lalu (akan dikonfirmasi).
Dengan jumlah anak 39, beberapa bayi dan beberapa remaja dan 1 mahasiswa yang telah lulus dan sudah bekerja, serta para staff.
Untuk merawat anak-anak dan panti setiap anak tidur ber-3 / ber-4 sesuai dengan umurnya dan dijaga oleh 1 orang dewasa. Untuk pekerjaan rumah para staff dan beberapa ibu yang mempunyai bayi bergiliran membersihkan lantai yang di pel 3 x sehari.
Juga kami melihat kegiatan di dapur yang akan memasak curry rice yang dikomandoi oleh Aunty Kathy yang membawa bumbu curry langsung dari Jepang. Wah terlihat para staff and anak-anak gembira sekali.
Ibu Susan menceritakan mereka membuka butik yang isinya hasil karya penghuni panti dan berjualan makanan juga menerima pesanan makanan untuk perayaan. Itu dikerjakan untuk menutupi kebutuhan pengeluaran bulanan yang lumayan besar (mengurus anak-anak, gizi yang diperlukan, biaya pendidikan, biaya pengobatan untuk yang sakit, biaya kebutuhan perlengkapan bayi dll). Jadi untuk mencukupi kebutuhan mereka yang besar, mereka mencari penghasilan sendiri karena sumbangan dari pada donatur sifatnya tidak kontiniu.
Salah satu ucapan syukurnya kepada Tuhan ketika disaat membutuhkan dana untuk biaya masuk anak TK and SD disaat itu ada penyumbang dari RDMB (Rumah Doa Menara Bandung) yang berhasil mendanai 20 anak.
Ibu Susan mempunyai hati yang mulia dengan keibuannya ia merasa teriris hatinya melihat anak asuhnya menangis sepulang sekolah karena diejek, dihina, ditolak keberadaan mereka di sekolah negeri, maka beliau bertekad untuk memasukkan anak-anaknya ke sekolah swasta, Puji Tuhan akhirnya muncul sekolahan swasta di daerah mereka dan beliau memasukkan anak-anaknya ke sekolah Eagle.
Hari sudah menjelang siang dan waktunya anak-anak untuk makan siang dan kami dari Tim Savemillions berpamitan pulang.