Kunjungan Survey Savemillions Jumat 14 dan Kamis 26 Mei 2016 ke Yayasan Cahaya Citra Buana
Kunjungan Survey Savemillions Jumat 14 dan Kamis 26 Mei 2016 ke Yayasan Cahaya Citra Buana
Foto 1: Bpk. Andy Sofian, MA dan seorang muridnya.
Pada Jumat 14 Mei 2016 Savemillions melakukan kunjungan ke Yayasan Cahaya Citra Buana. Lokasi tepatnya adalah di jl. Astina yang merupakan cabang dari PKBM Cimahi, namun sangat berkembang. Kunjungan diterima oleh ibu. Marlina, S.Psi. Beliau inilah yang memberikan penjelasan mengenai Brihton dan juga memperkenalkan bpk. Andy Sofian selaku kepala sekolah kepada Savemillions. Yayasan Cahaya Citra Buana adalah sebuah yayasan yang bergerak di bidang pendidikan. Eksisnya yayasan ini dibuktikan dengan didirikannya lembaga pendidikan Sekolah PKBM Brighton. Secara organisatori para pengurusnya adalah sebagai berikut:
1). Founder: Mawartini, SH 2). Board member: Fredy Irawanto 3). Board advisor: Drs. Hilman Sofarie 4). Bursar/ Treasurer: Natalia 5). Administration support: Marlina, S.Psi.
Kunjungan ke dua Savemillions pada hari Kamis 26 Mei 2016 ke Yayasan Cahaya Citra Buana diterima oleh Bpk. Andy Sofian. Beliau menyelesesaikan SMA di Malaisya, S1 di Australia dan S2 di Inggris untuk Teaching English. Yayasan ini berdiri sejak tahun 2002. Mengenai tempat dan kedudukannya di Indonesia berhak membuka cabang di seluruh wilayah Republik Indonesia maupun luar negeri.
“ Awalnya mereka punya usaha karyawannya yang putus sekolah atau yang tidak mampu, itu difasilitasi dengan paket A, B, C, sampai sekarang pun masih…. Tiap tahun itu kami selalu menerima karyawan orangtua sendiri… contohnya ini, ini karyawan orangtua saya, terus yang untuk paket C, ini kebetulan sopirnya ibu saya, jadi awalnya sih seperti itu”. – Bpk. Andy Sofian
Menurut perkembangannya setelah dilegalkan dengan bentuk sekolah PKBM atau sekolah non-formal termasuk izin operasional dan akreditasi akhirnya dikembangkan dengan membuka home schooling, program dual certificate, ada yang tidak masuk karena masalah biaya untuk kalangan menengah dan menengah ke bawah yang ambil sekolah double atau program dual certificate maka difasilitasi.
Sistem sekolah PKBM ini mutual, tidak ada patokan uang sekolahnya harus berapa, selalu mendiskusikan biaya sekolah dilakukan dengan guru.
Cikal bakal berdirinya PKBM adalah di Cimahi, yang menampung karyawan pabrik yang putus sekolah, fasilitas PKBM di Cimahi jauh lebih besar, tapi PKBM Jl. Astina jauh lebih berkembang. PKBM Cimahi mereka ada yang tidak mengikuti sekolah juga, hanya untuk register untuk UN mereka belajar sendiri.
Beberapa murid di PKBM Brighton mengikuti program dual certificate, bersekolah di PKBM Brighton tetapi juga bersekolah di sekolah swasta lainnya.
Untuk misi sosial ditujukan kepada karyawan dari orangtua Bpk. Andy Sofian dan ada beberapa anak beasiswa yang dibantu, saat ini jumlahnya kurang dari sepuluh orang. Pemberian beasiswa merupakan salah satu program PKBM. PKBM memliki banyak culture, banyak latar belakang anak. PKBM Brighton Jl. Astina merupakan sebuah komunitas belajar bersama.
“ Tapi saya sih sempat punya cita-cita sama orangtua saya kalau memang ada donor atau donatur kita bisa buka kelas yang khusus untuk menampung anak-anak yang kurang, minimal kita bisa ngegaji guru-nyalah gitu, untuk kita bisa bayar tenaga pendidiknya atau pengajarnya, sisanya biarkan anak-anak itu dari subsidi donatur layah untuk sponsor gitu, sisanya pasti anak-anak itu kita bebaskan dari biayanya juga”. – Bpk. Andy Sofian
PKBM Brighton tetap memikirkan balancing antara misi sosial dan pengembangan organisasi. Program sebuah lembaga selalu harus jangka panjang. PKBM Brighton memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh sekolah lainnya, yaitu kurikulum internasional untuk kemudian dapat melanjutkan studi ke perguruan tinggi di luar negeri setelah lulus.
Bpk. Andy Sofian memiliki tiga profesi, a.l: Kepala Sekolah PKBM Brighton, guru part time dan menjadi guru privat di sore hari hingga malam dari rumah ke rumah.
Foto 2: Suasana kelas di PKBM, Brighton.
Brighton adalah sebuah sekolah non-formal PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat). Berdiri pada tahun 2002. Brighton bergerak di bidang pendidikan non-formal melalui metode sekolah kesetaraan dan sekolah mandiri (homeschooling) dan pelatihan atau kursus.
Menurut Bpk. Andy Sofian: “Berdirinya Yayasan Cahaya Citra Buana atau sekolah Brighton ini merupakan gagasan dari kedua orangtuanya sendiri, yaitu ayah dan ibunya: Bpk. Fredy Irawanto dan Ibu. Mawartini, SH, bermula dari menyekolahkan secara gratis karyawan orangtuanya yang tidak sekolah difasilitasi dengan paket C, lama kelamaan semakin bertambah murid-muridnya. Pengembangannya kemudian setelah dilegalkan menjadi PKBM maka ada home schooling, ada juga program dual Certificate, tapi sekolah double ini biasanya untuk anak-anak kalangan menengah ke atas. Kalau di sekolah-sekolah pada umumnya uang sekolah flat atau seragam semuanya, sedangkan di Brighton tidak ada patokan biaya sekolah, semuanya dirundingkan dengan orangtua para murid. Misalnya, untuk biaya privat satu anak satu guru sebesar dua juta maka dengan empat orang anak sekelas akan hanya sebesar lima ratus ribu rupiah.”
VISI Yayasan:
Membentuk komunitas belajar yang solid dalam mendukung setiap aspek pendidikan berdasarkan tiga aspek utama: Knowledge, Skills dan Faith.
Misi Yayasan: 1). Membentuk siswa yang memiliki pengetahuan luas dan kepribadian yang baik. 2). Menjadikan kegiatan belajar bukan lagi merupakan kewajiban, melainkan kebutuhan.
Program kerja Yayasan Cahaya Citra Buana:
Program jangka pendek 1-3 tahun: 1). Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan. 2). Menyediakan sarana kebersihan sekolah. 3). Meningkatkan kualitas pendidikan bagi peserta didik. 4). Menyelenggarakan pendidikan agama. 5). Meningkatkan metode belajar mengajar TK.
Program jangka menengah 3-5 tahun: 1). Menambah penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang efektif dan berhasil guna. 2). Mendirikan dan mengelola perpustakaan sekolah. 3). Mendirikan dan mengelola koperasi dan kantin sehat sekolah. 4). Bekerjasama dengan pihak LSM, organisasi masyarakat, sekolah formal dan perusahaan untuk memberikan bantuan siswa yang tidak mampu.
Program jangka panjang lima tahun keatas: 1). Mendirikan dan mengelola pendidikan yang lebih tinggi dari sampai akademi. 2). Mendirikan kursus-kursus keterampilan dan mengelola balai pelatihan. 3). Merenovasi fasilitas sekolah yang tidak layak dan membahayakan peserta didik. 4). Membantu program pemerintah dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas melalui pendidikan. 5). Memberikan bantuan berupa beasiswa kepada anak-anak yang kurang mampu. 6). Memberikan keringanan iuran uang SPP bagi siswa-siswi yang membutuhkan, dalam jangka panjang. 7). Memberikan santunan dan pengobatan kepada masyarakat.
Apakah pendidikan kesetaraan itu? Pendidikan kesetaraan adalah jalur pendidikan non- formal yang difasilitasi oleh pemerintah untuk siswa yang belajarnya tidak melalui jalur sekolah, atau bagi siswa yang belajar di sekolah berbasis kurikulum non-pemerintah seperti Cambridge, dan IB (International Baccalaureate).
Program pendidikan Brighton:
1). Program nasional: Brighton menerapkan kurikulum sesuai dengan kurikulum pendidikan dalam menyelenggarakan pendidikan kesetaraan SD-SMP-SMA dan kursus persiapan ujian nasional kesetaraan paket ABC (setingkat SD-SMA). 2). Program Internasional: Brighton menyediakan layanan pendidikan dan kursus persiapan ujian internasional primary checkpoint (tingkat SD) dan internasional general certificate of secondary education (tingkat SMP-SMA) yang diselenggarakan oleh university of Cambridge international examinations atau Edexcel university of London, Inggris
Program pendidikan Brighton: 1). Pendidikan kesetaraan SD, SMP, SMA secara klasikal/ kelas di sekolah. 2). Homeschooling (Klasikal dan Home Visit/ Guru datang ke rumah). 3). Kursus persiapan ujian nasional dan internasional.
Foto 3: Suasana kelas di PKBM, Brighton.
Mata pelajaran UNPK:
Sekolah Dasar (Paket A): Pendidikan kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS. Sekolah Menengah Pertama (Paket B): Pendidikan kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS. Sekolah Menegah Atas (Paket C): 1). Program IPA: Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Kimia, Biologi. 2). Program IPS: Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Geografi, Ekonomi, Sosiologi.
Kurikulum Internasional: Cambridge International Education dan Edexcel
Di antara negara-negara berbahasa Inggris dalam OECD, sistem pendidikan dari Inggris, yaitu Cambridge International Education dan Edexcel University of London adalah yang paling mudah diadopsi, karena itu yang paling populer.
Foto 4: Suasana kelas di PKBM, Brighton.
Sistem ini pada prinsipnya mirip TOEFL: siswa dibebaskan bagaimana mereka akan belajar (di sekolah, lembaga pendidikan, otodidak, diajar orang tua sendiri, tutorial, privat, dll), berapa lama jangka waktunya (umumnya 1-3 tahun), buku dan alat bantu lain, dan lain-lain. Yang penting pada saat ujian (dilaksanakan serentak di seluruh dunia), mereka lulus, maka akan mendapatkan sertifikat yang menjelaskan kelulusan mereka pada mata pelajaran apa dan dengan tingkat apa (100% examination-Based).
Perbedaan dengan sistem TOEFL (dan ujian nasional kita) adalah tingkat detail kejelasan mengenai apa yang akan diujikan. Istilah yang digunakan untuk mata pelajaran adalah silabus. Silabus dipubliksikan tiga tahun sebelum ujian dilaksanakan, sedangkan normalnya waktu untuk belajar menghadapi ujian adalah dua tahun pembelajaran untuk sistem sekolah klasikal. Ini berarti para pendidik memiliki sekitar satu tahun untuk memikirkan bagaimana akan menyampaikan silabus tersebut dalam kelas. Silabus mencakup daftar hal apa saja yang diharapkan akan dikuasai, dan akan diujikan. Tidak semua materi dalam silabus akan keluar di ujian , karena akan terlalu panjang, namun tidak akan ada materi yang diujikan yang tidak tercantum dalam silabus.
Mata pelajaran utama:
Tingkat Primary (Sekolah Dasar): Mathematics, English, Science.
Tingkat Secondary (Sekolah Menengah): English, Mathematics, Biology, Chemistry, Phisics, Business Studies.
Selai dari program nasional dan internasional, di Brighton juga ada kursus IELTS dan TOEFL dan kursus privat semua mata pelajaran tingkat SD-SMA.
Mata pelajaran:
1). International Curriculum: English Language, Mathematics, Physics, Biology, Chemistry,
Business Studies. 2). National Curriculum: Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu pengetahuan alam, IPS/ PKn, Kesenian & keterampilan, Agama & Penjasorkes.
Ada belajar tentu juga ada evaluasi, ada beberapa ujian di Brighton, a.l:
1). Ujian nasional pendidikan kesetaraan SD-SMP-SMA (paket ABC). 2). University of Cambridge International Examinations, United Kingdom (Cambridge International Primary Checkpoint dan International General Certificate of Secondary Education atau GCE O Level) 3). TOEFL dan IELTS 4). Edexcel international (University of London).
Foto 9: Suasana kelas di PKBM, Brighton.
Empat metode pembelajaran di Brighton: Active Learning, Lecturing, Discussion dan Problem-Based Learning.
Program semi privat dan privat Brighton: “One sutdent one mentor” seorang siswa akan belajar dengan dibimbing oleh seorang guru. Atau dalam group dengan maksimal delapan orangg siswa per kelas untuk pendekatan individu yang lebih efektif.
Tenaga pendidik Brighton: Guru-guru nasional dan internasional.
Percepatan penyelesaian program pendidikan:
Untuk menyelesaikan 17 SKK.semester di tingkat paket A sesuai standar dibutuhkan waktu belajar 17 x 35 menit/ minggu atau hanya 10 jam/ minggu tatap muka. Pembelajaran pada program pendidikan paket A dapat diselesaikan dalam waktu 4 tahun atau kurang dari itu. Demikian pula untuk menyelesaikan program pendidikan paket B dan paket C. Dengan demikian bukan format 6-3-3 tapi bisa diselesaikan dengan waktu 4-2-2. Jika anak mulai masuk program pendidikan dasar pada umur 6 tahun , maka SD/ paket A, SMP/ paket B, SMA/ paket C dapat selesai setelah si anak berumur 14 tahun dan selesai kuliah S1 pada umur 20 tahun. Hal ini dilakukan menimbang “Program intensive learning dari direktorat kesetaraan tahun 2009, memformulasikan waktu belajar 4-2-2 untuk program pendidikan paket ABC.
Mengenai lulusan PKBM Brighton Bpk. Andy mengatakan: “ Minimal kita bisa bantu sodorkan ke rekan-rekan, misalnya ada perusahaan atau mungkin sesama tenaga pendidik di sini saling mereferensikan…. Untuk ke depannya sih kalau ada kesempatan kenapa nggak, itu kan salah satu bentuk tanggung jawab sosial”. Demikian hasil survey kunjungan Savemillions, – (Savemillions)