Kunjungan Survey Savemillions ke Yayasan Humaniora Indonesia 4, 7, 9 dan 10 Mei 2016
Kunjungan Survey Savemillions ke Yayasan Humaniora Indonesia 4, 7, 9 dan 10 Mei 2016
Pada hari Rabu sekitar pukul 14.30 Savemillions bertemu dengan Ibu. Siti Hafzah Hamid, S.Pd di Mesjid Al-Furqon Universitas Pendidikan Indonesia. Selain dikenal sebagai seorang guru untuk Sekolah anak Berkebutuhan khusus, Ibu. Siti Hafsah juga aktif di beberapa organisasi, salah satunya adalah Yayasan Humaniora Indonesia, dimana beliau sendiri adalah pendiri dari Yayasan tersebut dan sekaligus pembina yayasan. Maksud dan tujuan Yayasan Humaniora Indonesia adalah di bidang keagamaan, sosial dan kemanusiaan.
Foto 1-2: Ibu. Siti Hafzah Hamid, S.Pd (Pendiri Yayasan) dan Ibu. Yani, di Masjid Al-Furqon, UPI Bandung.
Ketika bertemu siang itu beliau ditemani oleh ibu. Yani yang juga aktifis Yayasan. Aktivitas pelayanan yang kemudian dalam pengembangannya ke dalam Yayasan Humaniora Indonesia merupakan kegiatan-kegiatan yayasan sudah bertahun-tahun lamanya dijalankan oleh beberapa orang yang memiliki panggilan sama.
Foto 3. Masjid Al-Furqon dari bagian belakang gedung.
Saat bertemu dengan Savemillions, Ibu. Siti Hafzah Hamid juga membawa Akta pendirian Yayasan Humaniora Indonesia untuk membuktikan legalitas yayasan tersebut secara hukum.
Berdasarkan keputusan menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor. AHU-0019570.AH.01.04.tahun 2016 maka Yayasan Humaniora disahkan pendiriannya 8 April 2016 secara hukum dengan Notaris Mohamad Juania, SH.,M.Kn yang bekedudukan di Kabupaten Sumedang. Pendirinya adalah Siti Hafzah Hamid S.Pd yang sekaligus merupakan pembina dari Yayasan ini.
Pendiri Yayasan: Siti Hafzah Hamid S.Pd
Susunan atau organ Yayasan:
1). Siti Hafzah Hamid S.Pd sebagai pembina, jabatan: anggota.
2). Marsudi sebagai pengurus, jabatan: Ketua.
3). Hanu Resinurjati sebagai pengurus, Jabatan: Sekretaris.
4). Trias Mayasari sebagai pengurus, jabatan: Bendahara.
5). Muhammad Nashrindra sebagai pengawas, jabatan: anggota.
Alamat Sekretariat dari Yayasan Humaniora yaitu:
Kp. Cijengkol RT. 001/ RW. 005 Desa Wangunsari, Kec. Lembang, Kab. Bandung Barat.
Setelah bertemu dengan ibu. Siti Hafzah Hamid, S.Pd di Masjid Al-Furqon UPI di mana beliau memberikan banyak penjelasan mengenai Yayasan Humaniora yang beliau dirikan, Savemillions pun bersama-sama dengan kedua ibu tersebut berangkat menuju Sekretariat Yayasan yang bertempat di Kp. Cijengkol, daerah Lembang Via Jalan Cipaku.
Foto 4: Ibu. Siti Hafzah Hamid dan Ibu. Yani berfoto di depan Sekretariat Yayasan Humaniora Indonesia.
Foto 5-6: Sekretariat Yayasan Humaniora Indonesia.
Pelayanan Yayasan Humaniora Indonesia dikhususkan kepada anak-anak berkebutuhan khusus, mereka mengadakan berbagai macam pelatihan. menurut rencananya sekretariat ini akan dibangun ke atas tambah satu lantai lagi. Akan di pakai untuk kegiatan-kegiatan pelatihan. Itu pun baru berupa rencana, karena sekarang ini Humaniora masih bergumul dengan pendanaan yang terbatas, sedangkan kegiatan-kegiatan yang sudah diagendakan sangat banyak serta membutuhkan dana yang sangat besar. Dari manakah donasi bisa didapatkan?
Humaniora sudah sangat sering membuat proposal sesuai dengan prosedur dari beberapa rekanan, termasuk di antaranya beberapa pejabat di Jawa Barat, namun menurut ibu Siti Hafzah: “Alhamdulillah, sampai sekarang ini setelah beberapa proposal dibuat untuk memenuhi tuntutan prosedural Humaniora belum menerima bantuan kucuran dana dari mereka, padahal setiap bulan beliau selalu follow up, tapi masih belum ada bantuan”.
Oleh karena itu ketika Ibu Siti Hafzah Hamid berjumpa dengan Savemillions ada pertanyaan yang begitu saja beliau sampaikan: “Apakah saya juga harus bikin proposal?” Dari raut wajahnya ibu ini tampak sudah sering dikecewakan oleh janji-janji manis akan menerima donasi. Tapi pada kenyataannya dari satu janji manis ke janji manis lainnya selalu berujung pada penantian yang mengecewakan sebenarnya. Tapi beliau selalu berucap: “Alhamdulillah”.
Setelah mengunjungi sekretariat Yayasan Humaniora, Savemillions dan Ibu. Siti Hafzah janjian untuk ketemu di kolam renang Sabuga dengan beberapa pengurus Yayasan Humaniora lainnya. Sesuai dengan janji yang sudah dibuat, maka pada Jumat 7 Mei 2016 Savemillions pun datang dan bertemu langsung dengan Bapak Marsudi (Ketua) dan ibu. Trias Mayasari (Bendahara). Kegiatan yang didokumentasi saat itu adalah pelatihan renang untuk anak-anak (Anak-anak Berkebutuhan khusus) binaan Humaniora. Mereka dipersiapkan untuk Pekan Olah Raga Daerah (Porda). Bapak Marsudi berperan sebagai pelatih renang.
Foto 6: Kegiatan latihan renang Yayasan Humaniora Indonesia di Sabuga. Mereka dipersiapkan sebagai atlet renang, ada yang tuna grahita, down sindrome, tuna rungu dan tuna daksa. Bpk. Marsudi (Ketua Yayasan), menggenakan kaos berwarna biru.
Foto 7. Dari kiri ke kanan. Ibu. Trias Mayasari (Bendahara), Ibu. Siti Hafzah Hamid S.Pd (pendiri, pembina, anggota),Bpk. Marsudi (Ketua) dan ibu. Yani.
Setelah kunjungan guna melihat dan mendengar langsung dari sumber yang tepat mengenai kegiatan renang Yayasan Humaiora, Savemillions dan Bpk. Marsudi janjian untuk ikutin kegiatan atletik Humaniora pada hari Senin 9 Mei 2016 di lapangan atletik Sabuga tepat pukul 13.00.
Ternyata janji tersebut dimajukan waktu pertemuannya dari pukul 13.00 menjadi 10.00 oleh bpk. Marsudi menimbang cuaca yang buruk karena kemungkinan sangat besar bahwa hujan akan segera turun dan anak-anak binaannya harus berlatih sebelum turun hujan. Namun, Savemillions baru bisa tiba di lokasi sesuai dengan janji semula, sehingga hasilnya tidak dapat melihat langsung kegiatan atletik Humaniora, tapi bertemu dengan beberapa anak binaan (semuanya anak berkebutuhan khusus) yang belum pulang dan sedang kelelahan.
Foto. 8: Kegiatan Atletik Yayasan Humanoria Indonesia di Sabuga. Nomor dua dari kiri Bpk. Hanu Resinurjati (Sekretaris) berfoto bersama anak-anak binaan yang baru saja latihan atletik Senin, 9 Mei 2016.
Menurut bpk. Hanu selalu pelatih atletik Humaniora saat Savemillions tiba baru saja pulang anak-anak binaan sebanyak dua angkutan kota (angkot) mereka baru selesai latihan. Sekarang yang tersisa hanya beberapa. Mereka kebanyakan dari sekolah Muhammadiyah. Beliau mau mengembangkan potensi anak-anak yang terpendam di bidang atletik. Cita-citanya sih tinggi bangat: Ingin mendirikan sekolah atlet seperti sekolah atlet di Ragunan Jakarta, tapi khusus untuk “ABK” (anak berkebutuhan khusus). Kalau mimpinya tersebut menjadi kenyataan maka akan jadi yang pertama di Indonesia, sebab di Indonesia belum ada. Menurutnya: “Pemerintah pernah membahas hal ini, namun semuanya hanya wacana saja, Humaniora ingin mewujudkan hal tersebut”.
Pada hari Selasa 10 Mei 2016 Ibu. Siti Hafzah Hamid kembali mengajak Savemillions untuk melihat langsung kegiatan lainnya dari Yayasan Humaniora. Pertemuan kali ini di daerah Cibadak. Lokasi tepatnya di Jl. Cibadak, Gg. Citepus Dalam III No. 199/9 A. Aktivitas apakah ini? Yayasan Humaniora Indonesia mengagendakan pelatihan kepada ABK yang baru saja tamat dari Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB), hal ini akan dilakukan menimbang setelah mereka lulus sekolah sangat jarang ada perusahaan yang mau menerima bekerja, sedangkan persaingan untuk masuk ke dunia kerja sekarang sangat berat. Orang yang normal saja sulit untuk bisa diterima, apalagi mereka yang notabene adalah ABK. Pertanyaannya adalah: “Apakah yang dapat mereka kerjakan? Keterampilan apakah yang mereka miliki?”
Foto 9: Ibu. Siti Hafzah Hamid berfoto & Bpk. Agusman, kreativitas menjahit Jl. Cibadak, Gg. Citepus Dalam III No. 199/9 A.
Ibu. Siti Hafzah Hamid memperkenalkan Savemillions dengan seorang bapak bernama Agustinus Mandrajat. Beliau akrab dengan sapaan Agusman. Kalau lebih muda dan punya tata krama sapa beliau Bpk. Agusman. Sosok yang satu ini sangat periang dan murah senyum. Sehari-hari aktivitasnya adalah menjahit. Jangan salah ! Walaupun beliau memiliki keterbatasan di dalam berkomunikasi (Tuna Rungu) namun apa saja yang dibicarakan orang lain sebagai lawan bicaranya akan dimengertinya dengan baik asalkan vokalnya jelas dan berbahasa Indonesia secara baik dan benar.
Kalau melihat sepintas Bpk. Agusman tidak akan tampak sebagai seorang Tuna rungu, apalagi dengan profesinya sekarang ini sebagai seorang penjahit profesional yang berkoneksi beberapa orang penting di Jawa Barat seperti Bpk. Dede Yusuf dan Bpk. Dedi Mizwar. Pelanggan yang datang mengantarkan bahan untuk dijahit sudah sangat banyak. Momentum berlimpahnya orderan yang diterima beliau ini adalah pada saat hari-hari raya besar, misalnya Lebaran dan Natal.
Prestasi yang sudah diperoleh adalah juara satu design di Australia. Hebat ya? Bpk. Agusman yang untuk kebanyakan orang mungkin terbatas dalam berkomunikasi, tapi luar biasa memiliki keterampilan yang tidak bisa diremehkan atau di pandang sebelah mata. Keterampilan menjahit telah membawa bpk. Agusman sampai ke Australia dan menjadi juara.
Bpk. Agusman terampil menjahit kebaya, Savemillions melihat beberapa dokumentasinya dan secara langsung pesanan-pesanan kebaya yang sedang dikerjakannya. Sehari-harinya ada bapak Deden (Seorang Tuna Rungu) berperan sebagai asistennya mengerjakan begitu banyak orderan yang datang. Pada saat kunjungan Savemillions hanya terlihat pesanan yang masih bisa dihitung. Apabila ada yang membutuhkan jasa dan tertarik untuk mengantarkan bahan kepada Bpk. Agusman dan Bpk. Deden, datang saja langsung ke daerah Cibadak, lokasinya sangat mudah ditemukan. Orang Bandung sih nggak asing dengan daerah Cibadak.
Foto 10: Bpk. Deden (Seorang Tuna Rungu). Karena ketekunannya berguru dari bpk. Agusman sehingga sekarang juga sudah menjadi profesional yang teruji.
“Gulungan-gulungan benang dan potongan-potongan kain juga bisa menyampaikan kepada kita bahwa tidak ada yang bisa membatasi keterampilan dan kreativitas orang-orang yang tekun meskipun terlahir sebagai yang spesial”
Bpk. Agusman juga memiliki keterampilan merangkai bunga dan menerima pesanan dari mana saja. Beliau memperlihatkan kepada Savemillions beberapa dokumentasi karangan bunga hasil karya tangan terampilnya. Beberapa gereja sering memesan rangkaian bunga karyanya, bahkan sampai dengan mendekorasi hal-hal sulit seperti pohon Natal dengan design baru dan belum pernah dibuat oleh orang pun beliau ini sanggup. Apakah ada yang mau menantang beliau untuk menunjukkan kreativitasnya? Jangan lupa ! Dari kreativitas dan keterampilannya ini rejeki dikaisnya untuk menafkahi hidupnya sehari-hari.
Foto 11: dari kiri ke kanan. Bpk. Deden, Bpk. Agusman dan Ibu. Siti Hafzah Hamid.
Apa sih yang merupakan kebutuhan mendesak penunjang kreativitasnya bpk. Agusman dan bpk. Deden? Ibu. Siti Hafzah menyampaikan pertanyaan ini kepada beliau, dan mengerti keluhan yang disampaikan oleh kedua bapak tersebut dengan nada kecewa. “Mesin jahit”, menurutnya: :Sudah banyak yang janji mau ngebantu, proposal sudah dibuat dan dikirim berkali-kali, tapi sampai sekarang alhamdulillah belum ada hasil apa-apa”. Kalau ada donatur yang tergerak hatinya untuk membantu kedua bapak ini meneruskan kreativitasnya dan semakin profesional di bidangnya, ayo donasikan dana …..
Ibu. Siti Hafzah Hamid menambahkan bahwa “Bpk. Agusman dan bpk. Deden sudah diagendakan akan menjadi tutor untuk anak-anak binaan Yayasan Humaniora Indonesia yang baru saja tamat dari SMALB untuk berlatih menjahit, sehingga mereka bisa mandiri dan tidak konsumtif. Beliau mengarahkan pandangan matanya kepada kedua bapak tersebut sebagai teladan yang baik dari orang-orang yang punya keterbatasan dalam hal berkomunikasi, namun tidak terbatas di dalam berkarya mengembangkan keterampilan dan kreativitasnnya. Demikianlah harapan dari Ibu. Siti akan masa depan anak-anak binaannya kelak. Demikian hasil survey kunjungan Savemillions. – (Savemillions)