
Kunjungan Survey Savemillions Senin 25 Dan Selasa 26 Juli 2016 Ke Yayasan Sekolah Alam Bandung
KUNJUNGAN SURVEY SAVEMILLIONS SENIN 25 DAN SELASA 26 JULI 2016 KE YAYASAN SEKOLAH ALAM BANDUNG
Foto 1. Bpk. Laury Sanjaya. Alumni Institut Teknologi Bandung, jurusan Teknik Fisika. Sekarang menjabat sebagai Ketua Yayasan Sekolah Alam Bandung.
“Pendidikan itu harus dikembalikan kepada alam, intisari dari ilmu pengetahuan itu sendiri. Beberapa sekolah di Indonseia yang tadi-tadinya tidak aktif lagi, ketika merubah konsepnya menjadi konsep sekolah alam bisa lebih baik dan meningkat”. – Bpk. Laury Sanjaya
Banyak orang tentunya tidak menyangka bahwa di Dago Pojok ada sebuah sekolah yang “mirip sekolah di pedesaan, sekolah di alam pedesaan”. Karena Dago sudah berada di tengah-tengah kota Bandung yang merupakan ibukota dari propinsi Jawa Barat. Yayasan Sekolah Alam Bandung berdiri pada tanggal 1 Juli 2001. Ada kurang lebih seratus orang siswa yang dilayani saat ini. Lokasi tepatnya di Jl. Cikalapa II No. 4 Kp. Tanggulan Dago Pojok, Kecamatan Coblong, Bandung.
Ketika kunjungan Savemillions untuk pertama kalinya, tidak ditemukan adanya aktivitas apa-apa di lokasi, menurut keterangan dari seorang bapak yang bertugas untuk menjaga Yayasan Sekolah Alam Bandung, diketahui bahwa saat itu sedang liburan sekolah. Dengan demikian kunjungan tersebut hanya diisi dengan mengelilingi lokasi sekolah atas izin dari beliau. Savemillions juga memanfaatkan momentum tersebut untuk membuat dokumentasi awal yang sedikit banyaknya dapat memberikan gambaran mengenai betapa menariknya lingkungan alami fasilitas anak-anak untuk belajar dan bereksplorasi dengan alam.
Pada kunjungan kedua dan ketiga Savemillions diterima oleh Bpk. Laury Sanjaya “Ketua Yayasan Sekolah Alam Bandung” (Alumni ITB, Teknik Fisika). Saat itu adalah hari pertama bagi anak-anak masuk sekolah, pindah kelas. Sedangkan besoknya atau hari kedua ada permainan menarik yang sebenarnya terkandung pelajaran. Hari pertama dan kedua itu Back to School bagi mereka. Liburan panjang selama kurang lebih empat minggu sudah cukup membuat mereka merindukan kebersamaan di dalam belajar dan bereksplorasi dengan alam.
Sekolah ini dipenuhi oleh banyak sekali tumbuh-tumbuhan hijau dan pepohonan. Pohon-pohon pepaya yang tumbuh di sini ditanam dari biji-bijiannya dan dirawat oleh siswa-siswi sekolah Alam, mereka di back up oleh karyawan sekolah yang juga bertugas untuk itu.
Jikalau di sekolah pada umumnya, guru mengajar, ada murid dengan mejanya, guru di depan dengan papan tulisnya dan menjelaskan, sedangkan anak-anak akan mencatat. Namun, di sini guru dan anak harus belajar bersama alam “Learning with nature” memperkaya pengalaman dalam mengkaji ilmu pengetahuan. Ketika berbicara mengenai tumbuhan tanaman atau tumbuhan berbiji, misalnya pepaya, guru dan anak akan langsung melakukan pengamatan pada pepaya dan pohonnya. Buah pepaya itu seperti apa? Pohon pepaya itu seperti apa? Daun pepaya itu seperti apa? Sample dari buah pepaya akan diambil satu buah. Pembelahan akan dilakukan. Apakah ada biji pada buah pepaya? Ini diketahui lewat pengamatan langsung. Apa manfaat pepaya bagi tubuh manusia? Ini pelajaran IPA bagi mereka.
Ketika anak melakukan pengamatan pada ternak Ayam. Mereka akan mengamati secara detail ayam tersebut. Observasi tidak dilakukan dengan alat peraga pada umumnya, melainkan ayam tersebut akan ditangkap terlebih dahulu beramai-ramai barulah observasi dilakukan. Mereka akan mulai berfilsafat dengan mempertanyakan detail fisik ayam tersebut dengan kegunaan-kegunaannya. Bagaimanakah kaki ayam? Bagaimanakah paruh ayam? Bagaimanakah mata ayam? Mata ayam itu ada di bagian kiri kanan kepalanya. Di manakah tempat pembuangan ayam? Apakah pakan ayam? Ternyata ketika ayam itu dibebaskan, mereka menemukan bahwa ayam juga memakan kerikil. Anak-anak berfilsafat mempertanyakan apakah sebabnya ayam memakan kerikil? Jadilah diskusi. Jawabannya, ayam memakan kerikil untuk membantu menggerus jagung dan padi keras, makanan yang ditelannya.
Berikutnya adalah bagaimana caranya menyembelih ayam. Ini berbicara tentang Life Skill anak, semacam kegiatan perkemahan. Merebus air, mencabut bulu, dibersihkan, dipotong-potong, dimasak dengan berbagai jenis bumbu. Mereka pun berfilsafat mempertanyakan kegunaan daging ayam? Jawabannya, daging ayam itu protein, protein hewani, bermanfaat untuk pertumbuhan anak. Ada lagi protein yang lain, bukan protein hewani, tapi protein nabati. Misalnya kacang-kacangan.
Dengan konsep belajar seperti itu, anak-anak akan dengan mudah bercerita mengenai segala sesuatu yang telah dipelajarinya di sekolah. Anak-anak merasa belajar bukan sebagai suatu beban dan ini sangat menarik bagi mereka, karena dikemas dengan permainan.
Pada tingkatan Sekolah Dasar, Yayasan Sekolah Alam juga mengajarkan wirausaha. Mulai dari produksi, marketing, sampai dengan managemen. Jumlah siswa sekelas ada dua puluh orang, dibagi ke dalam beberapa kelompok dengan posisi bagian produksi, bagian marketing dan bagian managemen. Masing-masing mengerjakan tugasnya. Bagian produksi mengurusi produksi, bagian marketing bertugas untuk menjual hasil produksi, sedangkan bagian managemen bertugas untuk melakukan pencatatan: Berapa yang diproduksi, berapa harganya, berapa lakunya dan berapa keuntungannya. Walaupun dipraktekkan di dalam lingkungan sekolah tapi merupakan pelajaran yang mendidik berwirausaha sejak dini. Di kelas lima dan enam SD mereka sudah membuka Cafe di sekolah dan berjualan hasil produksinya di lingkungan sekolah.
Bpk. Laury Sanjaya menjelaskan mengenai Misi Yayasan Sekolah Alam: Pertama adalah pembentukan Ahlaqul Karimah. Artinya adalah akhlak yang baik. Ini menjadi pilihan didasari oleh kenyataan banyaknya orang pintar yang tidak menjalani kehidupan dengan akhlak baik. Misalnya: Menipu, berbuat curang, korupsi, merugikan orang lain. Ini didevinisikan sebagai akhlak yang kurang baik. Ada orang yang berpendidikan tidak terlalu tinggi, namun karakternya baik, bisa dipercaya, memiliki rasa empati yang tinggi. Ini disebut akhlak yang baik atau Ahlaqul Karimah. Kesimpulanya adalah tidak semua orang yang pintar, berpendidikan tinggi itu akhlaknya baik. Tapi di antara keseluruhan kasus, bahkan sesama pencuri sekalipun akan lebih memilih berteman dengan pencuri yang memiliki akhlak yang baik. Orang jahat pun masih membutuhkan orang yang baik untuk menjadi teman kepercayaannya. Misi Ahlaqul Karimah dipilih bertitik tolak pada pemikiran: Dunia ini akan menjadi lebih baik manakala semua orang memiliki akhlak yang baik. Apapun pendidikannya, apapun pekerjaannya, apapun profesinya. Ahlaqul Karimah ini hal penting untuk merubah dunia yang jahat. Kedua: Falsafah ilmu pengetahuan. Kalau berbicara mengenai transfer ilmu pengetahuan, seorang anak cukup dimasukkan saja untuk belajar di Bimbingan Belajar. Mereka bisa ikut ujian, lulus ujian dan masuk ke perguruan tinggi. Namun ketika menjadikan falsafah ilmu pengetahuan sebagai misi, maka itu berarti bahwa pada saat belajar, belajar bukan hanya sampai pada tataran teoritis saja pada tataran di atas kertas saja. Tapi sekolah alam masuk ke ranah praktikum. Misalnya: kegiatan yang bersinggungan langsung dengan ternak bebek dan ikan. Ikan yang hidup di air ditangkap oleh manusia, hidupnya di darat. Tidak mudah. Anak akan belajar kelihaian ikan di air, ikan dan bagian-bagian tubuhnya (insang dll), baunya, pengolahannya. Ketika berbicara mengenai ikan, anak sudah mengerti. Ada kewirausahaan dalam Falsafah ilmu pengetahuan. Dari falsafah ilmu pengetahuan ini mereka juga belajar mengenai Leadership. Ketiga: Kepemimpinan atau Leadership. Bangsa Indonesia membutuhkan pemimpin di semua lapisan masyarakat. Harapannya, seorang pemimpin akan membawa ke arah kebaikan. Negara tidak maju hanya dengan perjuangan seorang presiden saja. Presiden itu adalah pemimpin di lapisan tertinggi, sedangkan di lapisan-lapisan lainnya tetap harus ada pemimpin-pemimpinnya masing-masing. Di dalam pertemanan pun harus ada yang menjadi leader dan akan membawa ke arah yang lebih baik. Anak-anak belajar langsung di alam, Outbound misalnya. Mereka merasakan kepanasan, kedinginan, kelelahan mendaki dan menuruni gunung, berenang, dan lain-lain. Anak-anak mandiri dan tangguh. Keempat: Kewirausahaan. Orang pintar harus bisa mencari uang agar tidak menyusahkan diri sendiri dan keluarga. Yayasan Sekolah Alam mengajarkan kepada anak-anak sejak dini kewirausahaan seputar produksi, marketing dan manajemen. Pelajaran ini lebih kepada praktikum di sekolah dengan harapan bisa diterapkan nanti di masyarakat.
“Bayangkanlah…!, bila di sebuah lembah yang dikelilingi oleh perbukitan nan indah dan hijau, dengan udara segar di alam bebas terdapat sebuh sekolah alam yang sedang menyelenggarakan pendidikan formal bagi murid TK, SD dan SMP. Di sekolah alam Bandung bisa kita lihat kesibukan para murid, satu per satu bergegas ke lapangan sambil membawa perlengkapan penelitiannya untuk mengamati beberapa peristiwa yang sedang terjadi di lingkungan, mulai dari tumbuhnya tanaman, merawat hewan, hingga fenomena efek tekanan yang ditimbulkan oleh aliran air dan udara. Ini semua bisa terjadi dengan menggunakan pendekatan active and fun leaarning, explorative, dan berfokus pada penemuan hal-hal yang baru secara berkelompok, dengan menempatkan guru sebagai sahabat dan fasilitator. Dengan harapan agar setiap anak bisa memiliki keterampilan yang baik dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi untuk menjadi bekal bagi masa depannya”. – Yayasan Sekolah Alam Bandung.
Profil TK dan SD
Konsep Pembelajaran:
(1). Active dan fun. (2). Suasana yang informal, terbuka dan bebas. (3). Pengembangan nilai kreativitas dan kemampuan dirinya menjadi lebih efektif. (4). Pengembangan nilai kepemimpinan, kecerdasan dan team building. (5). Metode berpetualang di alam bebas. (6). Pengembangan kepemimpinan dan kewirausahaan. (7). Exploring alam. (8). Konsep belajar 70% eksplorasi alam dan 30% literatur. (9). Penguasaan dan pendalaman ilmu (Learning not just studying). (10). Integrated kurikulum. (11). Guru sebagai fasilitator dan motivator. (12). Student center siswa sebagai pusat dalam proses belajar mengajar. (13). Orientasi proses. (14). Keputusan berdasarkan pilihan, mengajari bertanggung jawab terhadap keputusan yang dibuat anak. (15). Learning by experience, kunci sukses belajar adalah dengan melakukan. (16). Memanfaatkan media barang bekas dan multi media.
Metode pembelajaran terpadu:
(1). Kegiatan proyek di luar kelas yang menarik, memadukan riset dan eksplorasi. (2). Menggunakan komputer oleh murid sebagai sarana memproses informasi dan analisis. (3). Sejarah geografis, ilmu alam, matematika dan mata pelajaran lain disatupadukan, tidak diajarkan secara terpisah.
Model Interaksi:
(1). Guru dan murid adalah manager bersama. (2). Guru merupakan fasilitator 90%. (3). Second family di dalam kelas (20 siswa 2 guru). (4). Berguru pada sesama (Cooperative Learning). (5). Learning from maestro (Internship, workshop).
Profil SMP dan SMA
Care Value Sekolah Lanjutan dan Menengah:
(1). Membangun generasi yang memiliki karakter baik (good character) yang berbasis pada nilai-nilai Islam dan Pancasila. (2). Membangun jiwa kepemimpinan melalui pendekatan ilmiah, interaksi alam dan kedisiplinan. (3). Membentuk mental dan keterampilan bisnis berbasis teknologi dan ekonomi hijau. (4). Melahirkan generasi terampil di bidang energi terbarukan.
Rich Methods:
(1). Subject Credits (SKS) based. (2). Study club (SC): Logic Math, Logic Nature, Literacy. (3). Thematic Project Based Learning (TPBL). (4). Good Character Habituation (GCH). (5). Adventuring (ADV). (6). Internships (INT).
Life Skill Program:
(1). Papan: Basic civil enginering, woods crafting, basic architecture, farming and gardening. (2). Sandang: Creative fashion design, clothing industry. (3). Pangan: Agrobusiness, food processing technology, culinary. (4). Integrative Business Studies: Production, marketing, management.
Demikian hasil survey kunjungan Savemillions ke Yayasan Sekolah Alam tanggal 25-26 Juli 2016. – (Savemillions).