
Kunjungan Survey Savemillions Senin 22 Agustus 2016 Ke Yayasan Pengembangan Anak Indonesia (Bimba Aiueo) Bandung
KUNJUNGAN SURVEY SAVEMILLIONS SENIN 22 AGUSTUS 2016 KE YAYASAN PENGEMBANGAN ANAK INDONESIA (BIMBA AIUEO) BANDUNG
Foto 1. Dari kiri ke kanan. Ibu. Rina Marlina (Tenaga pengajar Bimba AIUEO) dan Ibu. Ratih Suryati.
Yayasan Pengembangan Anak Indonesia berpusat di Jakarta, tepatnya di Gedung Bank Windu Lt. III, Jl. S. Parman Kav. 92 Slipi, Jakarta Barat. Pelayanan yayasan ini yang sudah dikenal adalah Bimba AIUEO. Saat ini sudah membuka cabang lebih dari 1000 unit di seluruh Indonesia.
Kunjungan Savemillions ke Cabang Bimba AIUEO Yayasan Pengembangan Anak Indonesia Jl. Gagak No. 41 Bandung diterima oleh Ibu. Ratih Suryati dan Ibu. Rina Marlina. Menurut Ibu. Ratih, hubungan beliau dengan yayasan saat ini yaitu hubungan kemitraan yang mana kemitraan tersebut dibeli dari pihak yayasan. Gedung Bimba AIUEO di Jl. Gagak No. 41 masih berstatus kontrak. Ini dikelola dan akan terus dikembangkan disesuaikan dengan ketersediaan tenaga pengajar dan anak-anak yang dipercayakan oleh orang tuanya untuk belajar di Bimba AIUEO. Sekarang ada enam belas orang anak yang dilayani.
Kegiatannya antara lain: bernyanyi, berdialog, bercerita, tebak kata, tarik garis, membaca, menulis, berhitung, mewarnai, bermain puzzle, pentas baca dan lain-lain. Program yang ditawarkan yaitu: (1). Level 1: Membaca kata sederhana. (2). Level 2: Membaca cerita pendek. (3). Level 3: Menulis kalimat sederhana. (4). Membuat karangan pendek.
“Kalau hanya bisa baca itu biasa tapi kalau punya minat baca itu luar biasa”. – Yayasan Pengembangan Anak Indonesia, Bimba AIUEO.
Bimba AIUEO merupakan tempat bimbingan minat baca dan belajar bagi anak usiatiga sampai dengan enam tahun. Tujuan utama didirikannya lembaga ini yaitu membimbing anak agar memiliki minat baca dan belajar secara intrinsik. Metode yang digunakan di sini adalah MBA-AIUEO yang adalah gabungan antara Fun Lerning, Small Step Systemmdan Individual System. Melalui Bimba AIUEO dipercaya dapat meningkatkan kemampuan baca pada anak-anak secara luar biasa. Dengan keyakinan tersebut maka lembaga memberikan garansi bahwa anak usia tiga tahun hanya dalam tujuh puluh dua jam melalui belajar membaca di kelas sudah dapat membaca mahir tanpa harus ada bantuan lagi di rumah.
Bimba AIUEO mengajak masyarakat untuk menumbuh kembangkan minat membaca dan belajar pada anak-anak sejak usia dini. Kehadiran dari Bimba AIUEO adalah sebagaisuatu bentuk keprihatinan terhadap kemapuan membaca. Karena menurut laporan Bank dunia dan study international association for the education avhievement di Asia Timur, kemampuan membaca anak Indonesia berada pada tingkat terendah dengan skor 51,7 dibandingkan dengan Filipina yang skornya 52,6, Thailand skornya 65,1, Singapura skornya 74,0 dan Hongkong 75,5. Hal ini menimbulkan kesadaran akan pentingnya Bimba AIUEO untuk menanggulanginya.
Kehadiran Bimba AIUEO selain karena keprihatinan atas kemampuan membaca, juga didasari oleh pertimbangan-pertimbangan berikut: (1). Banyaknya Mata Pelajaran di SD: Anak-anak menerima mata pelajaran Bahasa Indonesia, Agama, PPKN, Penjaskes, Kertangkes, Matematika, Bahasa Inggris dan lain-lain yang manajikalau anak tidak dipersiapkan dengan baik sejak dini maka proses belajar mengajar di sekolah akan menjadi beban bagi mereka sendiri. Apalagi sebagian besar anak-anak yang pada dasarnya memiliki anggapan belajar adalah beban dan mereka kurang berminat mendapatkan tugas dari sekolah. (2). Dampak negatif media TV: Sebagai media hiburan TV merupakan sarana hiburan yang menarik tetapi mempunyai potensi yang negatif terhadap perkembangan anak dan kemungkinan untuk menjadi budaya pasif dan komsumtif bagi anak-anak. (3). Kondisi yang seharusnya Golden Age atau Critical Periode: Menurut para pakar pendiddikan usia tiga sampai dengan enam tahun merupakan periode emas (Golden Age) dan ada juga yang mengatakan Critical Periode. Maksudnya adalah pada periode ini sangat penting memberikan stimulasi pada anak agar tumbuh kembang anak dapat berlangsung secara maksimal,sebab periode ini tidak bisa dikembalikan lagi. (4). Dunia anak adalah bermain: Bermain adalah hak anak-anak yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, karena kegiatan ini sangat menyenangkan bagi mereka. Kegiatan anak seperti bermain ayunan, tebak huruf dan kata, juga lari-larian. Membaca, menulis dan berhitung juga dapat dikemas menjadi suatu kegiatan bermain bagi anak. (5). Hak Belajar, bukan wajib belajar: Pemerintah dan orang tua tidak seharusnya menyediakan sara belajar agar anak-anak menyukai belajar, sebab belajar sudah merupakan hak anak. (6). Harus sesuai kemauan dan kemampuan: Dalam proses belajar, terutama untuk kanak-kanak, setelah anakada kemauan barulah boleh diberikan materi yang sesuai dengan kemampuan. Sehingga proses belajar bisamenjadi efektif.
Kehadiran Bimba AIUEO menjadi solusi dengan metode MBA-AIUEO: (1). Fun Learning: Semua kegiatan belajar mengajar dilakukan dalam busana yang menyenangkan, yaitu bermain sambil belajar. (2). Small Step System: Seluruh kegiatan terdiri dari potongan tema kecil yang berkesinambungan, sehingga anak dapat dengan mudah mengikuti kegiatan bermain sambil belajar. (3).Individual System: Proses pembelajaran berpusat pada anak sehingga anak menjadi subyek bermain sambil belajar, bukan sebagai obyek.
Demikian sedikit kisah pelayanan Yayasan Pengembangan Anak Indonesia dari ibu. Ratih Suryati dan ibu. Rina Marlina saat kunjungan survey Savemillions. – (Savemillions).